Jakarta, Anak seringkali ikut-ikutan bicara kasar
karena mendengar dari teman-teman bermain di sekitarnya. Kondisi ini
kerap membuat para orang tua bingung karena sulit dicegah. Adakah cara
untuk mengatasinya?
Menurut psikolog Anna Surti Ariani, MPsi,
masalah lingkungan yang berbicara kasar memang menjadi salah satu hal
yang membingungkan orang tua. Hal ini karena masalah tersebut dianggap
sulit diawasi oleh orang tua secara langsung.
"Kata kasar itu sebenarnya sangat bergantung pada konteks budaya dan
pada siapa kita bicara. Di budaya Betawi misalnya, banyak bahasa yang
terdengar kasar, padahal budayanya memang demikian," ungkap Nina.
Untuk
masalah ini, Nina menganjurkan orang tua untuk menjelaskan pada anak
bahwa memang ada kata-kata pada konteks tertentu, yang sebaiknya tidak
diucapkan.
"Kata kasar itu sebenarnya sangat bergantung pada konteks budaya dan
pada siapa kita bicara. Di budaya Betawi misalnya, banyak bahasa yang
terdengar kasar, padahal budayanya memang demikian," ungkap Nina.
Untuk
masalah ini, Nina menganjurkan orang tua untuk menjelaskan pada anak
bahwa memang ada kata-kata pada konteks tertentu, yang sebaiknya tidak
diucapkan.
"Yang bisa membedakan dan menilai adalah anak-anak dengan usia besar,
tapi untuk anak yang usianya lebih kecil, cukup kenalkan dan arahkan
anak pada kata-kata sopan," terangnya.
Jika anak sudah terlanjur
mengenal dan mengucapkan kata kasar, Nina menyebutkan orang tua bisa
menggunakan 'trik pengabaian'. Trik ini dilakukan dengan orang tua
berpura-pura tidak mendengar apa yang diucapkan anak, ketika ia
mengucapkan kata-kata kasar.
"Misalnya anak bilang 'kelinci',
katakanlah kata kelinci itu kasar, ya sudah kita cool saja, pura-pura
tidak dengar pas anak bilang begitu. Kalau dia sudah sebal didiamkan dan
bilang kata lain yang kita anggap positif, baru kita dengarkan dan
tanggapi. Anak akan mencerna bahwa kata itu tidak baik," ujar Nina.
Bila
orang tua justru memarahi anak dan memberikan perhatian negatif pada
kata kasar tersebut, anak justru akan terus mengingat kata tersebut dan
penasaran untuk mengatakannya lagi. "Ini bagian dari pendidikan sopan
santun, bagaimana cara berbicara sesuai konteks," lanjutnya.
(Detik.com)
0 komentar:
Posting Komentar
Thanks