JAKARTA- Pemerintah melakukan berbagai upaya untuk menyukseskan hajatan besar, yakni program pengampunan pajak atau tax amnesty.
Tak hanya sebatas imbauan, pemerintah juga mengundang orang-orang
superkaya Indonesia untuk ikut berpartisipasi dalam program tersebut.
Salah satunya dengan mengajak mereka makan malam di Istana Negara.
Dari foto yang dirilis oleh Kantor Sekretarian Kepresidenan, tampak
Menteri Keuangan Sri Mulyani dikelilingi oleh para pengusaha besar di
Indonesia di sela-sela makan malam antara Presiden Joko Widodo dengan
para pengusaha tersebut, Kamis malam (22/9/2016).
Siapa sajakah para pengusaha yang mengelilingi Sri Mulyani sebagaimana yang terlihat pada foto di atas?
Robert Budi Hartono (paling kiri, pemilik Grup Djarum)
Hingga saat ini, Budi Hartono masih berada di posisi puncak sebagai
orang terkaya di Indonesia. Ta hanya industri rokok, Budi Hartono juga
memiliki bisnis di berbagai sektor seperti keuangan (Bank Central
Asia/BCA), manufaktur (Polytron) hingga properti (Grand Indonesia
Kempinski dan jaringan Hotel Padma). Mengutip Forbes, total kekayaan
Budi Hartono mencapai sekitar 15 miliar dollar AS atau sekitar Rp 195 triliun.
Chandra Lie (duduk, kedua dari kiri, pemilik Sriwijaya Air)
Chandra Lie merupakan pengusaha yang menggeluti industri penerbangan.
Dia mulai memasuki bisnis aviasi dari bawah, saat dipercaya salah satu
koleganya untuk mengelola sebuah pesawat. Setelahnya, dia memberanikan
diri untuk menjalankan bisnis penerbangan dan saat ini berbagai rute
telah dilayani oleh Sriwijaya Air. Mengutip Forbes, kekayaan Chandra Lie
mencapai 325 juta dollar AS atau sekitar Rp 4,2 triliun.
Franky Widjaja (duduk, ketiga dari kiri, Grup Sinarmas)
Merupakan generasi kedua dari pendiri Grup Sinarmas. Saat ini dia
menjadi CEO perusahaan tersebut, yang memiliki protofolio bisnis di
berbagai bidang. Mulai dari properti, perkebunan, perbankan, kertas,
hingga telekomunikasi. Total kekayaan keluarga pengusaha ini mencapai
sekitar 10 miliar dollar AS atau sekitar Rp 130 triliun.
Tahir (berdiri, berbatik biru, pemilik Grup Mayapada)
Selain filantropis, Tahir merupakan pengusaha yang memiliki Grup
Mayapada. Dia memulai bisnis sebagai pedagang. Berkat keuletannya, usaha
yang dijalankannya berkembang hingga merambah berbagai sektor seperti
keuangan, properti, rumah sakit, hingga media. Mengutip Forbes, kekayaan
Tahir ditaksir mencapai 2,2 miliar dollar AS atau sekitar Rp 28,6 triliun.
Murdaya Poo (berdiri, berbatik biru tua, Grup Central Cipta Murdaya)
Pengusaha sekaligus politisi. Melalui perusahaannya, dia menjalankan
bisnis di berbagai sektor seperti halnya PT Jakarta International Expo
yang bergerak di bidang pameran. Kemudian sektor perkebunan melalui PT
Hardaya Inti Plantation. Sebelumnya, perusahaannya pernah menjadi
supplier perusahaan sepatu AS, Nike melalui PT Hardaya Aneka Shoe
Industry (HASI) sebelum akhirnya berhenti. Total kekayaannya ditaksir
mencapai 2,1 miliar US dollar atau sekitar Rp 27 triliun.
Peter Sondakh (duduk, membawa map biru, pemilik Grup Rajawali)
Melalui Rajawali Corpora, Peter Sondakh memiliki bisnis di berbagai
sektor, mulai dari properti, perkebunan, hingga media. Sebelumnya, dia
juga pernah tercatat sebagai pemegang saham di PT Semen Gresik Tbk, PT
Excelcommindo (XL) serta stasiun televisi RCTI. Saat ini aset-aset
tersebut telah berpindah kepemilikan ke pihak lain. Ditaksir, kekayaan
Peter Sondakh mencapai 1,9 miliar US dollar atau sekitar Rp 25 triliun.
Anton Setiawan (berdiri, berbatik kuning, Tunas Group)
Anton Setiawan merupakan pendiri dari Tunas Group, perusahaan yang
bergerak di bidang penjualan otomotif. Mengutip situs resmi Tunas Group,
perusahaan ini menjadi diler resmi Toyota, BMW, Daihatsu, Peugeot,
Honda Motor dan Isuzu. Selain itu, Tunas juga menyediakan penyewaan
kendaraan serta pembiayaan pembelian kendaraan.
(Kompas.com)
0 komentar:
Posting Komentar
Thanks