PT. Radio Mitra Kawanua
Gedung Graha Jasa Group
Jl. Toar 59/61 - Manado | Kode Pos : 95112
Marketing : 0853 9888 2049 Peter (WA)
email : radio.mitrakawanua@yahoo.co.id


Selasa, 13 September 2016

Makanan Jatuh 'Belum Lima Menit', Benarkah Masih Bisa Dikonsumsi?

Jakarta, Meski terlihat sepele, nyatanya masih banyak orang yang percaya bahwa makanan masih bisa dimakan setelah jatuh, asalkan belum lebih dari lima menit.

Sudah banyak pakar yang menegaskan bahwa anggapan ini tidak benar, sebab kuman bisa menempel pada makanan dalam hitungan detik. Namun hal ini dipastikan kembali oleh peneliti dari Rutgers University.

Adalah Donald Schaffner, ahli ilmu makanan dari Rutgers yang mengatakan bahwa makanan dapat tercemar oleh kuman hanya dalam hitungan kurang dari satu detik.

"Mereka pikir begitu jatuh, asalkan segera diambil, makanan masih bisa dimakan karena bakteri butuh waktu untuk berpindah," tuturnya.

Padahal anggapan ini keliru. Schaffner kemudian membuktikannya dengan melakukan percobaan dengan menggunakan empat jenis permukaan lantai; stainless steel, keramik, kayu dan karpet. Untuk contoh makanannya, Schaffner memilih semangka, roti, roti yang telah diolesi mentega, dan juga permen karet.

Tahap kedua, peneliti membandingkan tingkat kontaminasi bakteri dari lamanya kontak antara makanan dengan permukaan lantai; kurang dari satu detik, lima detik, 30 detik dan 300 detik.

Untuk keperluan percobaan, peneliti menggunakan dua media; tryptic soy broth (TBS) dan peptone buffer yang biasa dipakai sebagai kultur untuk menumbuhkan bakteri tertentu, dalam hal ini salmonella yang umumnya ditemukan dalam sistem cerna.
 Hasilnya, semangka merupakan makanan yang dapat 'mengundang' bakteri terbanyak dibanding makanan lain, sebaliknya permen karet adalah yang paling sedikit mengalami pencemaran. Terkait jenis lantainya, karpet adalah jenis permukaan yang paling jarang terjadi kontaminasi bila dibandingkan dengan keramik dan stainless steel.

"Perpindahan bakteri ke permukaan makanan nampaknya paling dipengaruhi oleh kelembaban. Ini karena bakteri tak punya kaki, tetapi pergerakannya ditentukan oleh kelembaban. Makin basah permukaan makanannya, makin besar pula risiko pencemarannya," jelas Schaffner seperti dilaporkan Rutgers Today.

Itu juga berarti makin lama kontak dengan permukaan lantai, misalnya, biasanya juga mengakibatkan makin banyak bakteri yang berpindah ke permukaan makanan.

"Jadi bakteri bisa mencemari sesuatu secara instan, apalagi makanan," pungkasnya

(detik.com)

0 komentar:

Posting Komentar

Thanks