JAYAPURA - Harga Semen di Kabupaten
Puncak, Provinsi Papua mencapai Rp 2 juta per kantong karena mahalnya
biaya pengakutan. Tak hanya itu, harga bahan bakar minyak (BBM) jenis
Premium juga selangit, yakni mencapai Rp 70.000 per liter.
Lantas, apa yang sekiranya bisa dilakukan pemerintah untuk menekan harga tersebut?
Kepala Seksi Penyiapan Sarana, Prasarana dan SDA Badan Percepatan
Pembangunan Kawasan Papua Yoniman Ronting mengatakan, selama ini tidak
ada subsidi biaya angkutan untuk barang, utamanya yang masuk kategori
kebutuhan pokok. Akibatnya harga membumbung tinggi dari harga normal.
Sementara itu, pemerintah hanya memberikan subsidi bagi penumpang pesawat yang menuju ke daerah tersebut. "Biaya pengangkutan yang mahal berimbas pada naiknya harga barang di
wilayah Puncak. Karena itu, perlu kiranya pemerintah melalui Kementerian
Perhubungan memberikan subsidi bagi pengangkutan barang," ujarnya Kamis
(22/9/2016).
Menurut Yoniman, angkutan udara masih menjadi sarana transportasi utama menuju Puncak Papua dalam beberapa waktu ke depan. Hal ini karena pembangunan jalan yang menghubungkan daerah itu dengan yang lainnya, masih terkendala beratnya medan. Mahalnya biaya transportasi udara setidaknya terlihat dari tingginya biaya sewa pesawat jika masyarakat ingin men-carter pesawat sendiri guna mengangkut barang.
Yoniman mengungkapkan untuk penerbangan sekitar 30 menit hingga 1 jam, dibutuhkan biaya sekitar Rp 25 juta-Rp 30 juta.
"Itu saja kapasitas angkut pesawatnya terbatas. Tidak banyak barang yang bisa diangkut," ungkapnya.
Karena itu, subsidi untuk angkutan barang dinilai penting untuk dilakukan guna menekan harga barang di wilayah pedalaman Papua.
(Kompas.com)
0 komentar:
Posting Komentar
Thanks