Mitrakawanuafm - Sebagai masyarakat Indonesia, tentunya kita sangat prihatin dengan peristiwa aksi teror bom molotov di Gereja Oikumene, Samarinda, Kalimantan Timur. Anak-anak menjadi korban dalam aksi teror tersebut, saat sedang bermain di pelataran gereja. Namun ada kabar yang menggugah hati kita tentang kebesaran hati dan keyakinan iman salah satu keluarga korban peristiwa tersebut.
Dilansir dari Kompas.com, salah satu keluarga bocah Trinity Hutahaean (4) memaafkan pelaku terorisme, Juhanda alias Jo.
Menurut keluarga, Tuhanlah yang akan memberi balasan karena pelaku telah menyakiti anak-anak yang tidak berdosa.
Roina Simanjuntak, kakak dari ibu korban, mengatakan, pihak keluarga tidak mengutuk pelaku teror tersebut dan memaafkan pelaku.
Namun, pihaknya menyerahkan segalanya kepada Tuhan karena Tuhan mengajarkan untuk memaafkan dan bukan membalas kejahatan.
"Kami tidak mengutuk, tetapi mengampuni yang jahat. Besar harapan
saya, adik-adik saya kuat, terutama ibu dari Trinity, yang kini masih
trauma dengan keadaan anaknya. Tetapi, dia tetap sabar dan tidak
mendoakan yang macam-macam," kata Roina, Selasa (15/11/2016).
Sebagai pihak korban, Roina hanya bisa mendoakan agar pelaku kembali sadar dan tidak menyakiti anak kecil lagi.
Minggu, 13 November lalu, Gereja Oikumene Sengkotek, Samarinda, dibom oleh seorang terduga
teroris dengan bom molotov. Peristiwa tersebut yang menghebohkan jemaat serta warga sekitar, mengakibatkan korban luka-luka yang di alami oleh anak-anak jemaat yang tengah bermainb di pelataran gereja. Bahkan Intan Marbun (3), salah satu korban sudah meninggal
lantaran mengalami kerusakan paru-paru akibat luka bakar 75 persen.
Kapolda Sulut Irjen (Pol)Wilmar Marpaung melalui Kabid Humas Polda
Marjuki menghimbau masyarakat Sulut untuk tetap tenang dan tidak
terpengaruh dengan isu sara yang dihembuskan pihak pihak tak bertanggung
jawab terkait dengan ledakan bom molotov di Gereja Oikumene Samarinda.
(rmk, kompas.com)
0 komentar:
Posting Komentar
Thanks