
Menurut keluarga, Tuhanlah yang akan memberi balasan karena pelaku telah menyakiti anak-anak yang tidak berdosa.
Roina Simanjuntak, kakak dari ibu korban, mengatakan, pihak keluarga tidak mengutuk pelaku teror tersebut dan memaafkan pelaku.
Namun, pihaknya menyerahkan segalanya kepada Tuhan karena Tuhan mengajarkan untuk memaafkan dan bukan membalas kejahatan.
"Kami tidak mengutuk, tetapi mengampuni yang jahat. Besar harapan saya, adik-adik saya kuat, terutama ibu dari Trinity, yang kini masih trauma dengan keadaan anaknya. Tetapi, dia tetap sabar dan tidak mendoakan yang macam-macam," kata Roina, Selasa (15/11/2016).
Sebagai pihak korban, Roina hanya bisa mendoakan agar pelaku kembali sadar dan tidak menyakiti anak kecil lagi.
Minggu, 13 November lalu, Gereja Oikumene Sengkotek, Samarinda, dibom oleh seorang terduga teroris dengan bom molotov. Peristiwa tersebut yang menghebohkan jemaat serta warga sekitar, mengakibatkan korban luka-luka yang di alami oleh anak-anak jemaat yang tengah bermainb di pelataran gereja. Bahkan Intan Marbun (3), salah satu korban sudah meninggal lantaran mengalami kerusakan paru-paru akibat luka bakar 75 persen.
Kapolda Sulut Irjen (Pol)Wilmar Marpaung melalui Kabid Humas Polda Marjuki menghimbau masyarakat Sulut untuk tetap tenang dan tidak terpengaruh dengan isu sara yang dihembuskan pihak pihak tak bertanggung jawab terkait dengan ledakan bom molotov di Gereja Oikumene Samarinda.
(rmk, kompas.com)
0 komentar:
Posting Komentar
Thanks